Kebiasaan pemerintah dan Perum Bulog
untuk mengimpor beras agaknya bisa dihentikan mulai tahun ini. Sebab,
panen padi diperkirakan bakal melimpah dan menutupi kebutuhan nasional. Berdasarkan perkiraan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO),
produksi beras Indonesia bakal mencapai 72,1 juta ton pada akhir tahun
2013. Angka ini melambung 4,4 persen jika dibandingkan produksi akhir
tahun 2012 yang mencapai 69,05 juta ton. Dengan demikian, produksi beras
nasional bisa membukukan rekor baru.
FAO juga memperkirakan hasil panen bakal melimpah meski beberapa
sentra produksi beras di Jawa tergenang banjir akibat hujan sepanjang
Januari-Maret. Air limpahan banjir bakal berguna untuk menyambut musim
tanam yang berlangsung pada kuartal II. Dengan demikian, Indonesia bisa
mengurangi importasi bahan pangan pokok karena produksi dalam negeri
mencukupi.
Untuk impor tanaman pangan serealia (jagung, padi, gandum), FAO
memperkirakan Indonesia akan membeli 9,4 juta ton pada 2013-2014. Angka
ini anjlok dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai
9,8 juta ton. "Tingkat ketahanan pangan berada dalam kondisi prima,"
demikian pernyataan FAO.Perkiraan FAO hampir sama dengan taksiran produksi yang dirilis
Kementerian Pertanian Januari 2013. Produksi padi diperkirakan mencapai
72,06 juta ton gabah kering giling dengan asumsi luas tanam 14,59 juta
hektare dan luas panen minimal 14,08 juta hektare. Tingkat produktivitas
petani mencapai 5,12 ton per hektare.Namun Kementerian Pertanian juga memperkirakan lahan seluas 28.806
hektare bakal puso atau gagal panen lantaran kebanjiran. Pada Desember
2012, jumlah tanaman padi yang terendam banjir mencapai 60.434 hektare
dan meningkat 86.682 hektare dalam sebulan. Potensi kehilangan produksi
mencapai 145 ribu ton Gabah Kering Giling.
Penulis: Peppy Ramadhyaz : PLASADANA.COM -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar