Jumat, 15 Februari 2013

Semua hasil tanaman (termasuk padi) halal dikonsumsi, benarkah ? By Hasnan Habib Kota Depok

Ngkong Tahib, Petani sesepuh Cilangkap Tapos Depok
Mengkonsumsi Kurma, gandum, ubi, singkong, jagung, talas, Sukun, sebagai bahan makanan pokok memang halal karena saat semua tanaman tersebut diatas ditanam secara acak atau tebar, jadi siapapun yang menanam, kita umat Muslim tak perlu ragu bahwa hasil tanaman tersebut halal, namun untuk beras ? weits tunggu dulu, kita harus tahu persis bahwa padi ditanam dengan upacara atau ritual tertentu dan celakanya ritual itu adalah ritual para " Penyembah Dewa atau Tuhan Matahari " lho kok jadi ruwet begini, bagaimana jalan ceritanya ?. Padi sudah beratus abad silam ditanam oleh bangsa Mesir, India, Cina, Puak Melayu, dan awal muasal padi ditanam adalah secara acak (disebar) namun para pendeta Mesir yang merupakan para Penyembah Dewa Ra ( Matahari ) telah menjadikan penanaman padi sebagai ritual penyembahan Dewa Ra, ritual penanaman padipun berkembang ke Cina dan Jepang (meliputi Asia tengah, Utara, Selatan dan Tenggara) diadopsi dan dikembangkan secara turun temurun oleh nenek moyang yang beragama animisme , Penyembah Dewa Matahari, kemudian diteruskan ritualnya oleh umat Hindu atau Budha di Jepang , Cina dan India. Tentu saja pemahaman penanaman padi sebagai ritual keagamaan belum mendapatkan tempat di hati petani umat Islam sebab memang para penyebar agama Islam dari Mekah Madinah dan jazirah Arab tidak mengenal budaya tanaman padi, kiprah para pendakwah Islam pada dunia penanaman padi baru sebatas pada konsepsi filsafat cangkul dan bajak oleh walisongo khususnya di Jawa. Kalau saja umat Islam mau mendefinisikan konsep ritual ibadah Budidaya Tanaman Padi sebagai non ritual agama/faham lain tentu saja ini sebuah kesalahan besar sebab bila sudah menyangkut ibadah maka hukum beras yang berasal dari padi yang ditanam oleh para petani Vietnam dengan ritual Hindu/Budha maka sudah jelas hukumnya Haram. Oleh karenanya kami para petani Asosiasi Petani Pelopor Penghijauan (AP3) di Cilangkap Tapos Depok bekerjasama dengan Yayasan Meridien Mekah, telah mengembangkan sistem Budidaya Padi Pola Tawaf yang insyaallah Islami, seperti apa? marilah kita lihat cara menanam padi yang selama ini dilakukan yaitu selalu menghadap matahari " agar selalu menghormati Dewa Matahari" jadi pola ritualnya adalah pada pagi hari mundur ke barat , bila siang hari mundur kearah timur. Itulah yang menjelaskan kenapa negara negara yang menanam padi dengan "Syariat Pemyembah Matahari" samapai sekarang berjaya dipentas dunia, lihatlah Jepang, China ( Bersama India adalah tempat asal muasal  ritual penanaman padi ) Thailand, Birma dan Vietnam (negeri dimana kita selalu membeli beras dari mereka) Ya, mereka mereka menjadi kuat karena menanam padi sebagai makan pokok mereka dengan "syariat mereka" (para penyembah Matahari) sedangkan kita umat Islam di Indonesia memakan beras dari hasil penanaman padi yang berritualkan pada Syariat Para Penyembah Matahari, inilah yang membuat kita Umat Islam lemah, karena kita menanam dan mengkonsumsi bahan makanan yang ditanam tidak berdasarkan "syariat Islam", kenapa berpuluh puluh abad silam kita umat Islam tidak pernah berfikir tentang " Taklid Buta Ritual Penanaman Padi Syariat Penyembah Matahari" ini, bahkan petani yang beragama Islampun selama ini mengikuti cara turun temurun ini. Oleh karena itu kami sudah memulai menanam padi secara syariah Islam "sistem Tawaf" satu pola penanaman padi berdasarakan tata sunatullah konvergen yang insyaalllah padi dan berasnya bernilai tambah Islami dan berkah, informasi tentang padi dan beras "Tawaf" ini bisa anda dapatkan di Asosiasi Petani Pelopor Penghijauan (AP3) kota Depok, di lokasi penanaman Padi Pola Tawaf di Kp Banjaran Pucung RT 05 RW 07 Cilangkap Tapos Depok dengan nomor kontak M. Syafril Simabor: 0852 - 8545- 0257

Tidak ada komentar:

Posting Komentar