Selasa, 27 Agustus 2013

Ritual Penanaman Pada Cara Hindu

Ritual Nulak Bikul ‘menolak tikus’ dilaksanakan oleh para petani apabila di sawah terlihat banyak tikus yang merusak tanaman padi. Ada sebuah kepercayaan yang mengatakan, bahwa tikus-tikus itu datang merusak karena ada yang memerintahkan. Dalam hal ini bukan tikus yang salah, melainkan petani yang kurang melaksanakan ritual. Para petani percaya, bahwa tikus-tikus itu tidak akan habis hanya oleh festisida ataupun racun tikus, tapi harus disertai dengan ritual tertentu.

Wujud ritual untuk mengusir atau menolak tikus ada bermacam-macam. Salah satu contohnya adalah dengan menghaturkan canang, nasi merah dibungkus daun dapdap, dengan tempat batok kelapa ditempatkan di pojok-pojok sawah.

Masing-masing ritual ini memiliki makna: canang sebagai lambang Tuhan dalam wujud Tri Murthi, yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa. Nasi yang berwarna merah yang ditaruh di setiap pojok sawah dimaksudkan sebagai suguhan kepada penjaga empat penjuru arah, masing-masing: Sri Raksa di timur laut, Sang Aji Raksa di tenggara, Sang Ludra Raksa di barat daya dan Kala Raksa di barat laut.

Jadi ritual penolak tikus itu dilaksanakan oleh petani dengan niat atau pikiran yang suci memohon kepada Tuhan sebagai Tri Murthi dan manifestasiNya, agar memperoleh keberhasilan atau selamat dari gangguan hama tikus. Ritual nulak bikul ini dilaksanakan di bedugul dan di sawah. Berikut saa yang digunakan dalam ritual nulak bikul:

“Om sang meng putih, ula putih,
Lamun wani Ki Tikus Putih,
Tumoning Meng Putih, Ula Putih,
Wani Ki Tikus Putih amangan Bhatari Sri,
Lamun tan wani Ki Tikus Putih,
Tumoning Meng Putih, Ula Putih,
Tan wani Ki Tikus Putih,
Hamangan Bhatara Sri,
Cangkem sira bungkem”

Beberapa ritual penanaman dan panen Padi

Upacara mambiak padi di Sumatera Barat.
Sebelum panen dilaksanakan, terlebih dahulu padi dituai (dipanen) sebanyak genggaman orang dewasa, kemudian digendong dengan kain putih dan dibawa pulang. Di rumah, padi ini diletakkan di  tonggak tuo (tiang utama rumah gadang). Selanjutnya padi ditumbuak (dijadikan beras), dicampur dengan padi sisa panen sebelumnya lalu dimasak dan dimakan bersama, yang dinamakan mamakan hulu tahun (memakan beras baru). Sebelum mamakan hulu tahun ini, terlebih dahulu diawali dengan pembacaan mantra oleh seorang pawang. Upacara maambiak padi ini dimaksudkan untuk memanjatkan rasa syukur ke hadapan Yang Maha Kuasa, bahwa tanaman padi mereka dapat dipanen dengan baik. Setelah upacara ini selesai, baru lah panen yang sesungguhnya dilaksanakan. Pada saat panen ini, biasanya para perempuan melakukan basidodok (suatu nyanyian berbalas pantun yang hanya dilakukan oleh para perempuan pada waktu menuai padi di sawah).
Semua bentuk upacara adat tersebut di atas, selalu diawali terlebih dahulu dengan menyiap kan pambaokan, membakar kemenyan, dan mengucapkan mantra-mantra yang dilakukan oleh seorang pawang.
Pemanfaatan unsur-unsur yang khas animisme tersebut di atas tidak “murni” lagi, karena unsur-unsur animisme ini telah “diselubungi” dengan unsur-unsur kepercayaan Hindu dan Islam. Ini terlihat ketika penyelenggara upacara menyiapkan pambaokan(semacam sesaji) bagi arwah nenek moyangnya pada sebuah dulang (nampan) terbuat dari kuningan. Dulang ini diisi dengan berbagai macam makanan, seperti buah-buahan, nasi kunyik (nasi dari beras ketan yang dimasak dengan kunyit), bareh rondang (beras yang direndang), bermacam-macam kembang, dan yang paling penting sekali, di tengah-tengah dulang diletakkan perapian (semacam dupa) terbuat dari tanah.
Di samping itu, terdapat pula unsur-unsur kepercayaan Islam dalam penyelenggaraan upacara adat tersebut. Unsur-unsur ini muncul ketika pawang mulai mengucapkan mantra-mantranya. Pembukaan mantra selalu menggunakan kataBismillahirrahmanirrahim, penggantian kata-kata dewa, atau penguasa , dan sejenisnya dengan kata Allah, Nabi Muhammad S.A.W., Nabi Khaidir, Nabi Sulaiman, dan sebagainya yang bercirikan konsep agama Islam.

Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa, telah terjadi penyesuaian era animisme dengan era Hindu dan Islam yang menjadi spesifikasi dan identitas kultur masyarakat Nagari Taeh Baruah. Bahkan di beberapa kawasan di Minangkabau, terdapat penyesuaian aktivitas semacam ini dalam upacara tabuik di Pariaman, upacara batagak panghulu 22 dengan gandang sarunainya 23 di Sungai Pagu, dan sebagainya.

Minggu, 12 Mei 2013

Sektor pertanian di tanah air saat ini dalam kondisi yang sangat menyedihkan

Jakarta ( ANTARA) - Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) menilai sektor pertanian di tanah air saat ini dalam kondisi yang menyedihkan karena berbagai alasan seperti lonjakan impor yang tinggi.
Ketua MAI Fadel Muhammad di Jakarta, Sabtu mengatakan kebijakan impor komoditas pertanian yang dulu hanya mencakup 20-30 persen namun saat ini melonjak menjadi 70 persen dari seluruh komoditas pertanian. "Selain itu saat ini sudah muncul konsipirasi, mafia ataupun kartel pangan yang hanya memburu rente. Segelintir orang yang tidak jelas ini mampu merusak ekonomi bangsa," katanya dalam pengukuhan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) MAI periode 2012-2017 oleh Menteri Koordinator Bidang Perokonomian Hatta Rajasa.
Dalam kepengurusan DPN MAI 2012-2017 tersebut, Hatta Rajasa menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina MAI sementara Ketua Umum MAI dijabat pengusaha sekaligus mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad. Sementara Fransiscus Welirang sebagai Bendahara Umum, dan Maxdeyul Sola sebagai Sekretaris Jenderal. Kondisi menyedihkan lain yang dihadapi sektor pertanian, lanjut Fadel, peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertanian tidak berdaya sehingga yang terjadi justru banyaknya perusahaan-perusahaan asing yang mendominasi di dalam negeri. Sementara itu nilai impor pangan di dalam negeri, lanjut Fadel, begitu mencengangkan yakni selama Januari-November 2012 mencapai Rp81,5 triliun.Oleh karena itu, menurut Fadel Muhammad, untuk membangun sektor pertanian ke depan harus memiliki tiga pondasi yakni menjadi bangsa yang mandiri, mampu memproduksi hasil pangan sendiri serta pertumbuhan yang berkeadilan. Sementara itu Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam sambutannya menyatakan pemerintah akan mengupayakan mencapai kedaulatan pangan dan ketahanan pangan. Pemerintah, lanjutnya, terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian agar tak lagi bergantung kepada impor, yang dapat berujung pada kesejahteraan para petani. Pada kesempatan itu Hatta meminta MAI berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pasar agribisnis dan menjadikan masyarakat tidak bergantung kepada impor. "Saya ingin agrobisnis menjadi berkembang, bukan hanya ekspor dan impor saja, tapi yang paling penting adalah miliki daya tahan pangan nasional," katanya. Hatta melanjutkan, untuk meningkatkan kesejahteraan para petani, diperlukan sinergi antara MAI dengan pemerintah agar dapat mengimplementasikan kebijakan. MAI, tambahnya, dapat memberikan pemikiran yang terbaik terhadap pemerintah di mana nantinya pemerintah dapat membuat pasar argobisnis yang bisa menciptakan nilai tambah. "Kawan-kawan ini bisa memberikan pemikiran tentang apa yang terbaik di lapangan, sampaikan pemikiran kepada pemerintah," (ar)

Mungkinkah tahun ini kita tidak mengimpor beras lagi?

Kebiasaan pemerintah dan Perum Bulog untuk mengimpor beras agaknya bisa dihentikan mulai tahun ini. Sebab, panen padi diperkirakan bakal melimpah dan menutupi kebutuhan nasional. Berdasarkan perkiraan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), produksi beras Indonesia bakal mencapai 72,1 juta ton pada akhir tahun 2013. Angka ini melambung 4,4 persen jika dibandingkan produksi akhir tahun 2012 yang mencapai 69,05 juta ton. Dengan demikian, produksi beras nasional bisa membukukan rekor baru.
FAO juga memperkirakan hasil panen bakal melimpah meski beberapa sentra produksi beras di Jawa tergenang banjir akibat hujan sepanjang Januari-Maret. Air limpahan banjir bakal berguna untuk menyambut musim tanam yang berlangsung pada kuartal II. Dengan demikian, Indonesia bisa mengurangi importasi bahan pangan pokok karena produksi dalam negeri mencukupi.
Untuk impor tanaman pangan serealia (jagung, padi, gandum), FAO memperkirakan Indonesia akan membeli 9,4 juta ton pada 2013-2014. Angka ini anjlok dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 9,8 juta ton. "Tingkat ketahanan pangan berada dalam kondisi prima," demikian pernyataan FAO.Perkiraan FAO hampir sama dengan taksiran produksi yang dirilis Kementerian Pertanian Januari 2013. Produksi padi diperkirakan mencapai 72,06 juta ton gabah kering giling dengan asumsi luas tanam 14,59 juta hektare dan luas panen minimal 14,08 juta hektare. Tingkat produktivitas petani mencapai 5,12 ton per hektare.Namun Kementerian Pertanian juga memperkirakan lahan seluas 28.806 hektare bakal puso atau gagal panen lantaran kebanjiran. Pada Desember 2012, jumlah tanaman padi yang terendam banjir mencapai 60.434 hektare dan meningkat 86.682 hektare dalam sebulan. Potensi kehilangan produksi mencapai 145 ribu ton Gabah Kering Giling.
Penulis: Peppy Ramadhyaz : PLASADANA.COM -

Misteri Dibalik Air Zam Zam , Hasnan Habib Kota Depok

Air zam-zam banyak sekali khasiatnya dan mempunyai berbagai misteri. Tak tak banyak yang tahu bagaimana caranya sumur zam-zam bisa mengeluarkan puluhan juta liter pada satu musim haji, tanpa pernah kering satu kali pun. Seorang peneliti pernah diperintahkan raja Faisal menyelidiki sumur zam-zam untuk menjawab tuduhan kotor seorang dokter dari Mesir. Di Mekah kita tak perlu khawatir dengan air minum. Di setiap sudut masjidil Haram kita bisa menemukan air zam zam, lengkap dengan cangkir sekali pakainya. Tinggal pijit, langsung bisa diminum, dan gratis lagi. Di area Masjidil haram, di tempat tawaf, tempat sai, di halaman masjid selalu tersedia air yang berkhasiat ini. Ketika pulang dari Masjidilharam, banyak jamaah mengisi dulu botol airnya dengan zamzam lalu ditenteng ke pemondokan. Lumayan, menghemat uang Real, tak perlu belanja air mineral atau memasak air di dapur.

Berapa Juta Liter air zamzam?
Berapa banyak air zam-zam yang di kuras setiap musim haji? Mari kita hitung secara sederhana. Jamaah haji yang berdatangan dari seluruh penjuru dunia pada setiap musim haji dewasa ini berjumlah sekitar dua juta orang. Semua jemaah diberi 5 liter air zam-zam ketika pulang nanti ke tanah airnya. Kalau 2 juta orang membawa pulang masing-masing 5 liter zam-zam ke negaranya, itu saja sudah 10 juta liter. Disamping itu selama di Mekah, kalau saja jamaah rata-rata tinggal 25 hari, dan setiap orang menghabiskan 1 liter sehari, maka totalnya sudah 50 juta liter !!. Ini hanya gambaran saja, betapa luar biasanya air zamzam ini dikonsumsi manusia, tanpa pernah kering!
Itulah salah satu keanehannya. Puluhan juta liter air bisa keluar dari sumur di Mekah ini yang letaknya di tengah padang pasir yang kering. Daerah gurun yang hujannya saja cuma 2 kali setahun. Dan air itu keluar dari sumur air yang hanya seukuran sekitar 5 x 4 meter sedalam 40an meter, bukan dari bendungan seukuran Waduk Ombo misalnya. Allahu akbar.

Keanehan air Zamzam
Pada tahun 1971, seorang doktor dari negeri Mesir mengatakan kepada Press Eropah bahwa air Zamzam itu tidak sehat untuk diminum. Asumsinya didasarkan bahwa kota Mekah itu ada di bawah garis permukaan laut. Air Zamzam itu berasal dari air sisa buangan penduduk kota Mekah yang meresap, kemudian mengendap terbawa bersama-sama air hujan dan keluar dari sumur Zamzam. Masya Allah.
Tentu saja ini merupakan prasangka buruk yang merugikan dunia Islam. Berita ini sampai ke telinga Raja Faisal yang amat marah mendengarnya. Beliau lalu memerintahkan Mentri Pertanian dan Sumber Air untuk menyelidiki masalah ini, dan mengirimkan sampel air Zamzam ke Laboratorium-laboratorium di Eropah untuk ditest.
Tariq Hussain, insinyur kimia yang bekerja di Instalasi Pemurnian Air Laut untuk diminum, di Kota Jedah, mendapat tugas menyelidikinya. Pada saat memulai tugasnya, Tariq belum punya gambaran, bagaimana sumur Zamzam bisa menyimpan air yang begitu banyak seperti tak ada batasnya.

Hanya Sumur kecil
Ketika sampai di dalam sumur, Tariq amat tercengang ketika menyaksikan bahwa ukuran kolam sumur itu hanya 18 x 14 feet saja (Kira-kira 5 x 4 meter). Tak terbayang, bagaimana caranya sumur sekecil ini bisa mengeluarkan jutaan galon air setiap musim hajinya. Dan itu berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu, sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
Tariq mulai mengukur kedalaman air sumur. Dia minta asistennya masuk ke dalam air. Ternyata air sumur itu hanya mencapai sedikit di atas bahu pembantunya yang tinggi tubuhnya 5 feet 8 inci. Lalu dia menyuruh asistennya untuk memeriksa, apakah mungkin ada cerukan atau saluran pipa di dalamnya. Setelah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ternyata tak ditemukan apapun!.
Dia berpikir, mungkin saja air sumur ini disuppli dari luar melalui saluran pompa berkekuatan besar. Bila seperti itu keja dian nya, maka dia bisa melihat turun-naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Tetapi dugaan inipun tak terbukti. Tak ditemukan gerakan air yang mencurigakan, juga tak ditemukan ada alat yang bisa mendatangkan air dalam jumlah besar.
Selanjutnya Dia minta asistennya masuk lagi ke dalam sumur. Lalu menyuruh berdiri, dan diam ditempat sambil mengamati sekelilingnya. Perhatikan dengan sangat cermat, dan laporkan apa yang terjadi, sekecil apapun. Setelah melakukan proses ini dengan cermat, asistennya tiba-tiba mengacungkan kedua tanganya sambil berteriak: Alhamdulillah, Saya temukan dia! Pasir halus menari-nari di bawah telapak kakiku. Dan air itu keluar dari dasar sumur.
Lalu asistennya diminta berputar mengelilingi sumur ketika tiba saat pemompaan air (untuk dialirkan ke tempat pendistribusian air) berlangsung. Dia merasakan bahwa air yang keluar dari dasar sumur sama besarnya seperti sebelum periode pemompaan. Dan aliran air yang keluar, besarnya sama di setiap titik, di semua area. Ini menyebabkan permukaan sumur itu relatif stabil, tak ada guncangan yang besar
Seusai pengamatan itu, Tariq mengirimkan sampel air ke beberapa laboratorium di Eropah dan sebagian ke laboratorium di Saudi. Dan sebelum meninggalkan Kabah, dia berpesan kepada petugas di Mekah untuk menyelidiki keadaan sumur lainnya di sekitar Kabah.
Sesampainya di kantornya di Jedah, dia mendapat laporan bahwa sumur-sumur lain di sekitar Mekah dalam keadaan kering. Jadi hanya sumur Zamzam yang penuh air. Allahu Akbar. Jika Allah menghendaki, apapun bisa terjadi.
Mengandung zat Anti Kuman
Hasil penelitian sampel air di Eropah dan Saudi Arabia menunjukkan bahwa Zamzam mengandung zat fluorida yang punya daya efektif membunuh kuman, layaknya seperti sudah mengandung obat. Lalu perbedaan air Zamzam dibandingkan dengan air sumur lain di kota Mekah dan Arab sekitarnya adalah dalam hal kuantitas kalsium dan garam magnesium. Kandungan kedua mineral itu sedikit lebih banyak pada air zamzam. Itu mungkin sebabnya air zamzam membuat efek menyegarkan bagi jamaah yang kelelahan. Tambahan lagi, hasil laboratorium Eropah menunjukkan bahwa zamzam layak untuk diminum, sehat untuk diminum. Ini otomatis menjawab prasangka buruk doktor di awal tulisan tadi.
Keistimewaan lain, komposisi dan rasa kandungan garamnya selalu stabil, selalu sama dari sejak terbentuknya sumur ini. Rasanya selalu terjaga, diakui oleh semua jemaah haji dan umrah yang selalu datang tiap tahun. Tak pernah ada yang complain. Dan Air zamzam ini tak pernah dicampur bahan kimia apapun seperti layaknya air PAM kita. Murni air sehat. Satu kehebatan lagi, sumur air zamzam tak pernah ditumbuhi lumut, padahal di seluruh dunia sumur itu selalu ditumbuhi lumut dan tumbuhan mikroorganisme.
Bisa Menyembuhkan Penyakit
Diriwayatkan dalam Sahih Muslim, Nabi bertanya kepada Abu Dzarr, yang telah tinggal selama 30 hari siang malam di sekitar Kabah tanpa makan-minum, selain Zamzam. Siapa yang telah memberimu makan?. Saya tidak punya apa-apa kecuali air Zamzam ini, tapi saya bisa gemuk dengan adanya gumpalan lemak di perutku Abu Dzarr menjelaskan, Saya juga tidak merasa lelah atau lemah karena lapar, dan tak menjadi kurus. Tambah Abu Dzarr. Lalu Nabi saw menjelaskan: Sesungguhnya, Zamzam ini air yang sangat diberkahi, ia adalah makanan yang mengandung gizi.
Nabi saw menambahkan: Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail. (HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas).
Rasulullah saw pernah mengambil air zamzam dalam sebuah kendi dan tempat air dari kulit, kemu dian membawanya kembali ke Madinah. Air zamzam itu digunakan Rasulullah saw untuk memerciki orang sakit dan kemu dian disuruh meminumnya. Itu sebabnya saat ini banyak jamaah yang membawa air zamzam untuk diberikan kepada famili dan kerabatnya di Tanah air.
Yusria Abdel-Rahman Haraz dari negeri Arab, mengatakan bahwa ia terserang penyakit bisul di matanya. Sakitnya bukan main, tak bisa disembuhkan dengan obat. Dia hampir mendekati buta. Seorang dokter terkenal menasehati dia untuk diinjeksi dengan obat khusus, yang mungkin bisa menyembuhkan sakitnya. Tapi ternyata ada efek sampingannnya yang bisa membuat dia buta selamanya.
Yusria sangat yakin akan kemurahan Allah. Dia lalu pergi melaksanakan umrah dan memohon kepada Allah menyembuhkan penyakitnya. Di Baitullah dia melakukan tawaf, yang saat itu tak terlalu padat dengan manusia. Dia lalu bisa tinggal lebih lama di lokasi air zamzam. Dia manfaatkan untuk terus membasuh kedua matanya yang sakit. Ketika dia kembali ke hotel, aneh, kedua matanya yang sakit menjadi sembuh, dan bisulnya berangsur hilang.
Kejadian ini membuktikan ucapan Rasulullah saw di atas: Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya.

Sumber: http://palingseru.com/6943/misteri-dibalik-air-zam-zam

Senin, 22 April 2013

Menuju ke penguatan kapasitas kelompok tani produsen Beras Tawaf, Cilangkap Tapos Depok

Dengan Walikota Depok DR IR Nurmahmudi Ismail

Persiapan lahan

Meratakan lahan

Saripudin bersama bang Wih, petani tunanetra

Bang Guna , operator traktor kelompok tani

Bang Wih petani tunanetra, dishooting DAAI TV

Penulis di lahan padi Tawaf, disaat matahari terbit

Gabah yang akan diproses menjadi beras Tawaf

Bang Wih, petani tunanetra dari Cilangkap Tapos Depok

Selasa, 26 Maret 2013

MULTAZAM YANG MUSTAJAB (pusaran energi ka’bah)

Ketika seseorang menunaikan ibadah haji, salah satu cita citanya adalah berdoa di Multazam. Ini adalah tempat yang paling mustajab untuk berdoa kepada Allah. Multazam adalah satu tempat di dekat Ka’bah, antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Konon berdoa disini gampang dikabulkan Allah. Dan hampir bisa dipastikan setiap orang yang berthawaf menyempatkan diri untuk berdoa di Multazam ini. Adakah rahasia yang bisa dijelaskan, kenapa berdoa di tempat ini demikian mustajab?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Multazam menjadi tempat yang Mustajab. Yang pertama adalah faktor nabi Ibrahim. Yang kedua faktor Hajar Aswad. Dan yang ketiga faktor jutaan manusia yang berthawaf mengitari Ka’bah.
1. Faktor Nabi Ibrahim
Ibrahim menjadi salah satu faktor penyebab Multazam sebagai tempat yang mustajab. Kenapa demikian? Karena nabi Ibrahim adalah orang yang membangun Ka’bah itu, bersama nabi Ismail. Memang apa pengaruhnya? Sangatlah besar pengaruhnya, sebab nabi Ibrahim adalah manusia yang memiliki energi positip luar biasa besar yang kemudian menular ke seluruh karya karyanya. Allah mengatakan di dalam QS. Shaad (38): 45
“Dan Ingatlah hamba-hamba Kami, Ibrahim, Ishak, dan Ya’kub yang mempunyai karya- karya besar dan ilmu pengetabuan (visi) yang jauh ke depan”
Selain itu, Allah juga mengatakan bahwa nabi Ibrahim adalah hamba yang berhati lembut, seperti ayat berikut ini.
At Taubah (9) :114
“Dan permintaan ampun dari Ibrabim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.”
Apa hubungannya hati yang lembut dan karya yang besar? Bahwa hati yang lembut akan memancarkan cahaya dan aura yang positif. Semakin lembut dan ikhlas seseorang, maka pancaran auranya semakin kuat sehingga bisa meresonansi sekitarnya. Maka, seperti saya katakan bahwa dekat dengan orang-orang yang soleh akan menyebabkan hidup dan hati kita menjadi tentram.
Padahal kita tahu bahwa nabi Ibrahim adalah rasul yang memiliki kualitas kepasrahan dan keikhlasan yang sangat tinggi. Sehingga oleh Allah, beliau dijadikan teladan bagi manusia. Semua itu telah terbukti ketika beliau diperintahkan untuk mengorbankan anaknya, nabi Ismail. Semua itu dijalaninya dengan penuh kepasrahan dan keikhlasan.
Manusia sekualitas nabi Ibrahim ini, pancaran energinya luar biasa besarnya. Dengan dekat orang sesoleh beliau, bisa menyebabkan hati kita menjadi ketularan alias teresonansi mengikuiti getaran frekuensi hatinya. Terasa sejuk dan penuh kedamaian. Lingkungan dan tempat-tempat khusus yang pernah menjadi lokasi aktivitas beliau pasti teresonansi oleh energi beliau. Apalagi karya-karya yang langsung lahir dari tangan beliau.
Ka’bah adalah karya Ibrahim. Maka, di dalam karya ini tersimpan energi nabi Ibrahim yang sangat besar. Hal ini bisa dianalogikan dengan batang besi yang digosok-gosok oleh magnet. Jika ada sebuah batang besi biasa digosok-gosok magnet, maka batang besi biasa itu akan berubah menjadi magnet juga. Meskipun, dalam kurun waktu tertentu kemagnetan itu hilang kembali. Akan tetapi jika gosokan itu dilakukan berulang-ulang selama kurun waktu yang panjang, maka besi biasa itupun akan menjadi magnet yang permanen. Dia bisa menarik logam-logam seperti magnet yang asli.
Demikian pula halnya dengan ka’bah. Karena Ka’bah adalah karya nabi Ibrahim, dan kemudian menjadi tempat aktivitas beribadah selama bertahun-tahun, maka Ka’bah itu menyimpan energi nabi Ibrahim yang positif. Dekat dengan Ka’bah, seperti dekat dengan nabi Ibrahim. Kita merasakan ketenangan dan kedamaian, lembut seperti sifat nabi Ibrahim yang dipuji-puji oleh Allah itu.
Maka berdoa di dekat Ka’bah sangatlah besar manfaatnya. Jiwa kita terbantu untuk menjadi khusyuk. Hati menjadi tenang dan fokus, pada saat berdoa. Seringkali kita melihat orang berdoa di dekat Ka’bah tak mampu membendung air matanya. Mereka menangis sesenggukan sambil menengadahkan tangannya bermunajat kepada Allah. Hatinya menjadi lembut dan santun. Hilang semua kesombongan dan keangkuhannya. Doa yang demikian adalah doa yang ‘didengarkan’ oleh Allah, karena keluar dari hati yang paling dalam.
QS Al a’raaf (7) : 55
“Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
‘Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan dasar
dasar baitullah bersama Ismail (seraya berdoa) :
ya Tuhanku kabulkanlah daripada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”
2. Faktor Hajar Aswad
Hajar Aswad, artinya Batu Hitam. Ia ditempatkan di sebuah lubang, di salah satu pojok bangunan Ka’bah. Konon, batu hitam ini jatuh dari langit. Dugaan saya, ini adalah sisa batu meteor yang memiliki kadar logam sangat tinggi. Pada jaman dulu, kejadian seperti itu sering kali terjadi. Bahkan di pulau Jawa, kita mendengar cerita, bahwa para empu menjadikan batu meteorit itu sebagai bahan untuk membuat senjata, termasuk keris, karena logamnya diketahui memiliki kualitas yang sangat tinggi.
Memang ada yang mengatakan bahwa batu hitam itu adalah batu surga yang dulunya berwarna putih. Kemudian menjadi hitam, karena menyerap dosa-dosa manusia yang berthawaf. Akan tetapi cerita semacam ini tidak memiliki dasar yang jelas, dan juga tidak ada sumber yang otentik. Batu hitam itu, oleh nabi Ibrahim lantas dijadikan sebagai salah satu bagian dari batu pondasi Ka’bah. Nabi Ibrahim bersama nabi Ismail memperoleh perintah dari Allah untuk meninggikan dasar-dasar Ka’bah, untuk kemudian menjadi pusat peribadatan pada jamannya, hingga kini.
QS. Al Baqarah (2) : 127
“Dan ingatlah krtika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa) : Ya Tuhanku, kabulkanlah daripada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
Apakah pengaruh batu hitam meteorit itu bagi kemustajaban doa seseorang? Kalau hanya batu meteoritnya saja, barangkali tidak banyak berguna untuk membantu kekuatan doa. Tetapi karena batu meteorit itu menjadi bagian dari karya seorang Ibrahim, maka batu yang memiliki konduktifitas elektromagnetik sangat tinggi itu menjadi sangat besar peranannya. Lebih dari itu, batu hitam ini juga diletakkan pada lokasi yang dipilih oleh Allah untuk bisa membangkitkan energi yang besar, yaitu di atas pondasi Ka’bah.
Energi yang dipancarkan oleh nabi Ibrahim sepanjang interaksinya pada waktu itu tersimpan di sistem bangunan Ka’bah. Apalagi pada saat usai membangun Ka’bah itu beliau berdua berdoa mohon dikabulkan atau diterima peribadatan mereka, seperti diungkapkan dalam ayat di atas. (Hal ini akan saya terangkan lebih lanjut pada bagian berikutnya, sebagaimana bangunan masjid yang ternyata menyimpan energi sangat besar dari orang-orang yang shalat di dalamnya.)
Nah, disinilah Hajar Aswad berfungsi sebagai ‘pintu’ masuk dan keluarnya energi Ka’bah, karena ia memiliki daya hantaran elektromagnetik yang sangat tinggi. Energi Ka’bah mengalir deras dari bagian ini ‘menyinari orang-orang yang berada di dekatnya. Meskipun energi itu juga memancar dari bagian-bagian Ka’bah yang lain. Akan tetapi, yang paling besar adalah yang terpancar dari Hajar Aswad. Karena itu orang yang paling dekat dengan Hajar Aswad itulah yang akan mengalami pengaruh paling besar. Di situlah letaknya Multazam.
Getaran gelombang doa kita itu tertuju ke arah Hajar Aswad, sehingga terjadi kontak antara hati kita dengan sistern energi Ka’bah. Tetapi harus kita pahami bukan karena Ka’bah itu kita berthawaf. Juga bukan karena batu hitam, Hajar Aswad, melainkan sepenuhnya karena Allah. Karena itu, ketika kita memulai berthawaf yang kita ucapkan adalah Bismillaahi Wallaahu Akbar Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar. .
Suatu ketika seorang kawan saya menunaikan ibadah haji. Pada saat dia shalat berjama’ah di masjid Al Haram, cuaca sedang hujan deras. Seusai shalat, dia mengalami kejadian yang tidak bisa dia lupakan. “Pada waktu itu, tiba-tiba ada petir menyambar,” katanya. Namun anehnya petir itu tidak menyambar penangkal petir di gedung gedung tinggi di sekitar Masjid Al Haram seperti yang ada di atas Hotel Hilton, misalnya melainkan menyambar Ka’bah. Saya sempat terperanjat mendengar cerita itu. Karena, secara Fisika ini menunjukkan kepada kita betapa dahsyatnya konduktifitas Hajar Aswad itu dibanding kan dengan Platina yang berada di ujung penangkal petir, di gedung gedung tinggi sekitar Ka’bah.
Semestinya, petir selalu menyambar benda tertinggi yang bisa digunakannya untuk segera menjalar ke tanah. Disebabkan beda tegangan yang besar antara awan dan bumi, maka petir ingin segera meloncat ke bumi secepat-cepatnya. Karena itu, jika ada benda tinggi yang bisa menyalurkan petir itu ke bumi maka ia pasti segera menyambarnya.
Maka, kejadian di atas memberikan informasi yang sangat meyakinkan saya, bahwa Hajar Aswad memang memiliki tingkat konduktifitas yang luar biasa. Karena itu, ia akan sangat berperan menjadi saluran ‘keluar masuknya’ energi gelombang elektromagnetik dalam sistem energi Ka’bah.
3. Faktor Orang Berthawaf
Faktor penyebab besarnya gelombang elektromagnetik Ka’bah, salah satunya adalah dikarenakan orang berthawaf. Kenapa orang yang berthawaf menyebabkan munculnya gelombang elektromagnetik? Dan lantas apa kaitannya dengan doa yang mustajab? Ada kaitan yang sangat erat antara orang berdo’a dan gelombang elektromagnetik yang ada di sekitar Ka’bah.
Sesungguhnya, setiap perbuatan manusia selalu menghasilkan gelombang elektromagnetik. Gelombang itu selalu memancar ketika kita melakukan apa pun. Baik kita sedang berkata-kata, ataupun kita sedang berpikir, apalagi sedang melakukan aktifitas fisik. Badan kita memancarkan energi elektromagnetik.
Kenapa demikian? Karena tubuh kita ini memang merupakan kumpulan bio elektron yang selalu berputar-putar di dalam orbitnya di setiap atom-atom penyusun tubuh kita. Ketika kita berkata-kata, kita sebenarnya sedang memancarkan gelombang suara yang berasal dari getaran pita suara kita.
Ketika kita berbuat, kita juga sedang memantul-mantulkan gelombang cahaya ke berbagai penjuru lingkungan kita. Jika tertangkap mata seseorang, maka mereka dikatakan bisa melihat gerakan atau perbuatan kita. Demikian pula ketika kita sedang berpikir, maka otak kita juga memancarkan gelombang-gelombang yang bisa dideteksi dengan menggunakan alat perekam aktivitas otak yang disebut EEG (Electric Encephalo Graph). Jadi setiap aktifitas kita itu selalu. memancarkan energi.
Maka doa yang kita ucapkan itu juga memiliki kandungan energi. Apalagi doa-doa yang kita ambil dari firman firman Allah di dalam Al Quran. Energinya besar sekali, seperti telah kita diskusikan di bagian sebelumnya.
Disisi lain, ternyata jutaan orang yang berthawaf mengelilingi Ka’bah juga menghasilkan energi yang besar. Dari mana asalnya? Di dalam ilmu Fisika kita mengenal suatu kaidah yang disebut Kaidah Tangan Kanan. Kaidah Tangan Kanan mengatakan :
Jika ada sebatang konduktor (logam) dikelilingi oleh listrik yang bergerak berlawanan dengan jarum jam, maka di konduktor itu akan muncul medan gelombang elektromagnetik yang mengarah ke atas.
Hal ini, dalam Kaidah Tangan Kanan, digambarkan dengan sebuah tangan yang menggenggam empat jari, dengan ibu jari yang tegak ke arah atas. Empat jari yang menggenggam itu digambarkan sebagai arah putaran arus listrik, sedangkan ibu jari itu digambarkan sebagai arah medan elektromagnetik.
Kaidah tangan kanan ini telah memberikan kemudahan kepada kita dalam memahami misteri Ka’bah. ‘Kebetulan’, orang berthawaf mengelilingi Ka’bah berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Atau dalam kaidah itu mengikuti putaran empat jari tergenggam. Apa dampaknya? Seperti telah saya katakan, bahwa tubuh manusia ini sebenarnya mengandung listrik dalam jumlah besar yang dibawa oleh milyaran bio elektron dalam tubuh kita. Maka, dengan kata lain, kita sebenarnya bisa menyebut tubuh manusia ini adalah kumpulan muatan listrik. Sehingga ketika ada jutaan orang berthawaf mengelilingi Ka’bah, ini seperti ada sebuah arus listrik yang sangat besar berputar-putar berlawanan dengan arah jarum jam mengitari Ka’bah. Apa yang terjadi?
Di tengahnya, di Ka’bah khususnya lagi di Hajar Aswad terjadi medan elektromagnetik yang mengarah ke atas. Kenapa begitu? Karena dalam hal ini, Hajar Aswad telah berfungsi sebagai konduktor, seperti dijelaskan dalam Kaidah Tangan Kanan. Bahkan bukan sekedar konduktor, melainkan Superkonduktor!
Lantas, apa fungsi medan elektromagnetik yang sangat besar yang keluar dari Ka’bah itu? Gelombang inilah yang akan membantu kekuatan do’a orang-orang yang bermunajat di sekitar Ka’bah, khususnya yang berada di dekat Hajar Aswad alias Multazam. Bagaimana menjelaskannya?
Pernahkah Anda mengamati seorang penyiar radio ketika dia sedang bertugas? Pada saat seorang penyiar berbicara di depan mikrofonnya, sebenarnya dia sedang menumpangkan suaranya pada gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh peralatan pemancarnya.
Jika dia berbicara tanpa mikrofon, maka jarak jangkau suaranya tidaklah terlalu jauh. Barangkali saat dia berteriak, suaranya hanya bisa menjangkau puluhan meter saja. Akan tetapi ketika dia menggunakan mikrofon, suaranya bisa menjangkau jarak yang lebih jauh.
Ini karena energi suaranya ‘diangkut’ oleh gelombang elektromagnetik, yang lantas dipancarkan lewat menara pemancar dengan power yang besar. Semakin besar powernya, maka semakin jauh pula Jarak tempuhnya. Bisa menjangkau berkilo-kilometer, dari sumber suaranya.
Kita bisa mengambil analogi ini untuk menjelaskan hubungan antara energi Ka’bah dan orang yang berdoa di dekatnya. Orang yang berdoa di dekat Multazam, bagaikan seorang penyiar radio yang sedang bertugas. Dia berada di depan ‘mikrofon’ Hajar Aswad. Maka ketika dia berdoa, pancaran energi doanya itu akan ditangkap oleh superkonduktor Hajar Aswad untuk kemudian dipancarkan bersama-sama gelombang elektromagnetik yang mengarah ke atas akibat aktivitas orang berthawaf.
Maka energi doa kita akan ‘menumpang’ gelombang elektromagnetik yang keluar dari Ka’bah itu, mirip dengan yang terjadi pada pancaran radio. Kekuatan doa kita menjadi berlipat-lipat kali, karena terbantu oleh power yang demikian besar dari Ka’bah menuju kepada Arasy Allah. Dalam hal ini, Ka’bah telah berfungsi bagaikan sistem pemancar radio.
Karena power yang besar itu pula, maka berdoa di Multazam menjadi demikian mustajab. Energi doa itu jauh lebih ‘cepat sampai’ kepada Allah, dan cepat pula memperoleh balasannya. Karena itu, jangan sembrono melakukan perbuatan perbuatan di Mekkah, karena respon atas perbuatan kita itu demikian spontan. Hal ini telah banyak dibuktikan oleh orang-orang yang menunakan ibadah haji.